Rabu, 24 Agustus 2011

BBLR



Bayi Berat Lahir Rendah
Kapan bayi baru lahir ditimbang? Bayi baru lahir ditimbang segera setelah badannya dikeringkan dari air ketuban atau paling lambat sampai bayi berumur 1 hari.
Apa artinya bayi berat lahir rendah (BBLR) ?
Bayi yang pada waktu lahir beratnya : kurang dari 2500 gram.

Bagaimana mengetahui BBLR ?
Bayi berat lahir rendah diketahui dengan menimbang bayi segera setelah lahir.

Bila penimbangan bayi tidak mungkin dilakukan, bagaimana mengenal BBLR ?
a. Lingkar lengan atas bayi (diukur pada pertengahan lengan atas)kurang dari 9,5 cm.
b. Tubuh kurang berisi, ototnya lembek dan kulitnya mungkin keriput atau tipis.
c. Bayi lebih kecil dari bayi normal.

Mengapa terjadi BBLR ?
BBLR terjadi akibat :
a. Bayi lahir sebelum waktunya atau umur kelahiran belum mencapai 9 bulan.
b. Bayi lahir cukup bulan tetapi pertumbuhan ketika dalam kandungan tidak baik oleh karena ibu kurang gizi, kurang darah, sering sakit, banyak merokok atau bekerja berat.

Mengapa penting mengenal BBLR ?
Mengenal BBLR sangat penting karena tubuhnya mudah terganggu, misalnya :
a. Lemah dan mudah kedinginan karena lapisan lemak bawah kulitnya sangat tipis.
b. Cepat lelah, sering tersedak pada waktu menyusu dan malas mengisap. BBLR harus minum ASI lebih sering supaya beratnya menjadi normal.
c. Mudah terkena penyakit.
d. Mudah terkena gangguan pernafasan.
e. Mudah meninggal bila terkena penyakit.

Apa yang perlu dilakukan segera setelah BBLR dilahirkan ? a. Membersihkan jalan nafas (mulut dan hidung) dari lendir, darah dan air ketuban dengan kasa pembersih.
b. Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dengan kain lunak yang bersih dan kering, tanpa memandikannya.
c. Meletakkan bayi di atas perut atau dada ibu.
d. Memotong dan merawat tali pusat dengan bersih dan benar.
e. Membungkus bayi dengan kain yang bersih, kering dan cukup tebal agar ia tidak kedinginan. Setiap kali ia kencing/pakaiannya basah, pakaian harus segera diganti.
f. Meletakkan penghangat yang cukup aman di dekat bayi dibaringkan, misalnya, botol berisi air panas yang telah ditutup rapat dan dibungkus dengan kain.
g. Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui.
Jika bayi tidak bisa mengisap, ASI diperas dan kemudian diberikan kepadanya dengan menggunakan sendok.

Bagaimana cara membersihkan BBLR ?
a. Segera setelah lahir tubuh bayi dikeringkan dengan kain lunak yang bersih dan kering, bayi tidak boleh dimandikan. Setelah tali pusat dipotong ia harus segera dibungkus dengan kain yang bersih dan kering. Agar tetap hangat, perlu diberi penutup/topi.
b. Setiap hari bayi dibersihkan dengan kain bersih dan tubuhnya diolesi minyak kelapa bersih yang sudah dihangatkan.
c. Setelah 3-7 hari atau bila bayi sudah tampak lebih kuat (salah satu tandanya : bayi mengisap ASI lebih kuat/lebih baik), bayi bisa dibersihkan dengan menggunakan air hangat.

Apa yang perlu diperhatikan dalam merawat BBLR ?
a. Menjaga agar tubuh bayi tetap hangat sampai ia menjadi lebih kuat dan beratnya menjadi normal. Hal ini penting karena BBLR mudah meninggal atau terkena penyakit bila tubuhnya dingin.
b. Memberikan air susu ibu (ASI) secepatnya setelah lahir. ASI diberikan sebanyak mungkin dalam porsi sedikit-sedikit dan sering setiap bayi menginginkan dan sesuai kemampuan bayi. Perlu dijaga agar bayi jangan sampai tersedak. Pemberian ASI atau susu sedini mungkin penting sekali bagi BBLR agar beratnya cepat bertambah dan menjadi normal.
c. Membersihkan luka tali pusat dengan bersih dan teratur memakai betadin atau povidin yodium. Luka tali pusat yang sudah dibersihkan tidak boleh dibubuhi ramuan. Tali pusat dibungkus dengan kasa steril yang dibasahi betadin atau povidin.
d. Menjauhkan bayi dari orang sakit. Misal bila ibu batuk pilek, ibu memakai kain penutup pada hidung dan mulut pada waktu menyusui bayi.

Bagaimana menjaga BBLR agar tetap hangat ?
a. Bayi tidak boleh diletakkan di tempat yang banyak angin ( seperti di depan pintu atau jendela yang terbuka) dan di ruangan yang banyak orang.
b. Tubuhnya dibungkus dengan kain bersih yang lembut dan kepalanya ditutup dengan topi atau tutup kepala yang bersih.
c. Setiap hari, secara teratur tubuh bayi diolesi dengan minyak kelapa yang sudah dihangatkan.
d. Pakaian dan kain pembungkus diganti bila basah. Bayi berat lahir rendah tidak seperti bayi normal. Ia lebih banyak tidur dan sering tidak menangis walaupun popoknya basah. Karena itu, pakaian bayi harus sering diperiksa secara teratur dan teliti. Sering kain pembungkus luarnya tidak basah, tetapi di bagian dalamnya basah.
e. Bayi harus sering dipeluk di dada ibu untuk mendapatkan kehangatan. Namun bila bayi terlalu kecil, diupayakan agar bayi tidak terlalu sering diangkat.
f. Menjaga kehangatan ruangan/lingkungan sekitar bayi, misalnya memasang lampu, membatasi masuknya udara dingin, menempatkan botol berisi air panas di dekat bayi, dan lain-lain.

Apa tanda-tanda BBLR yang terkena serangan dingin ?
a. Mula-mula kaki bayi teraba lebih dingin daripada tubuhnya.
b. Bila bayi tidak cepat dihangatkan, wajah dan ujung-ujung jarinya akan pucat kebiruan.

Apa akibat serangan dingin pada BBLR ?
a. Tubuh bayi sulit dihangatkan kembali.
b. Bayi mudah terkena penyakit yang mengancam hidupnya.
c. Bayi mungkin meninggal bila suhu tubuhnya semakin turun.

Apa yang perlu diperhatikan bila menyusui BBLR ?
1. Sebelum menyusui, tangan ibu dicuci dengan air dan sabun.
2. Payudara ibu diurut kearah puting susu agar ASI dapat keluar dengan lancar.
3. Kedua puting susu dibersihkan dengan kapas atau kain bersih yang sudah dibasahi dengan air matang hangat.
4. Bayi dipangku pada posisi tegak. Puting susu dimasukkan ke dalam mulut bayi sampai bagian berwarna cokelat di sekitar puting tertutup oleh mulut bayi.
5. Bila bayi tidak dapat menghisap dengan kuat, ibu dapat membantu memegangi/menyangga dagu bayi.
6. Bila bayi tertidur pada waktu menyusu, bayi dibangunkan dengan menepuk-nepuk pipinya. Hal ini penting karena bayi dengan berat lahir rendah lemah, malas mengisap dan cepat tidur, padahal ia harus banyak minum ASI.

Bagaimana cara memberikan ASI pada BBLR ?
a. Bayi disusui segera setelah lahir. Susu jolong (kolostrum) yang berwarna kekuningan dan keluar pertama kali dari payudara ibu langsung disusukan kepada bayi (jangan dibuang).
b. Bayi disusui sesering mungkin, sedikitnya 2-3 kali pada pagi hari, 2-3 kali pada siang hari, 2-3 kali pada sore hari dan 2-3 kali pada malam hari (kalau perlu ibu bangun pada malam hari untuk menyusui bayinya).
c. Setiap selesai menyusu, bayi dipangku dan ditegakkan sambil ditepuk-tepuk punggungnya agar udara dalam perut dapat keluar.
d. Sisa-sisa ASI di mulut dibersihkan dengan kapas atau kain bersih yang dibasahi air hangat.
e. Bayi diawasi sampai kira-kira 15-30 menit sesudah disusukan.

Apa yang perlu diperhatikan ketika BBLR disusui ?
a. Apakah bayi menjadi biru ?
b. Apakah bayi menjadi sesak nafas, yang ditandai dengan adanya cekungan di bagian tengah pangkal leher atau ulu hati.
c. Apakah keluar susu dari hidung.
d. Apakah perut bayi menjadi kembung.

Apa yang perlu dilakukan bila tanda-tanda bahaya pada BBLR terjadi ?
Yang perlu dilakukan meskipun hanya satu dari tanda-tanda bahaya terjadi adalah :
a. Menyusui dihentikan sementara.
b. Memeriksa apakah :
- ASI masuk saluran pernafasan, yang ditandai dengan bayi terbatuk-batuk, menjadi biru atau susu keluar dari hidung.
- Mulut bayi tidak sepenuhnya rapat menghisap puting ibu, sehingga perut kembung.
c. Bila ASI masuk saluran pernafasan, bayi ditelungkupkan, dengan posisi kepala lebih rendah dari tubuhnya, kemudian punggung bayi ditepuk-tepuk agar ASI keluar. Kalau bayi tetap biru, segera dibawa ke dokter, Rumah Sakit atau Puskesmas.
d. Bila puting ibu tidak sepenuhnya masuk ke dalam mulut bayi, maka payudara harus dimasukkan lebih dalam ke mulut bayi sampai puting dan kulit berwarna cokelat tertutup oleh mulut bayi.

Apa tanda BBLR yang telah cukup menyusu ?
a. Bayi tertidur pulas setelah kenyang menyusu.
b. Bayi akan buang air beberapa kali dalam sehari.
c. Bayi akan buang air besar agak padat 1-5 kali setiap hari secara teratur.
d. Berat badan akan semakin bertambah.

Kapan BBLR diperiksakan ke dokter/Rumah Sakit/Puskesmas ? BBLR harus diperiksakan ke dokter/ Rumah Sakit/Puskesmas bila :
a. Bayi menjadi lebih lemah dan kurang dapat menghisap puting ibu walaupun sudah dibantu.
b. Bayi tiba-tiba kurang mau minum, tidak seperti biasanya.
c. Bayi kejang-kejang dengan atau tanpa mulut mencucu.
d. Tali pusat bayi berdarah, kemerahan, berbau atau bernanah.
e. Bayi demam.
f. Tubuh, tangan dan kaki bayi tetap dingin, walaupun ia sudah dibungkus dengan kain hangat, kepalanya diberi topi dan didekap.
g. Bayi bernafas dengan cepat atau sulit bernafas.
h. Bayi sulit dibangunkan, yang mungkin disebabkan kesadaran yang menurun.
i. Bayi tampak kuning, terlihat lebih jelas pada hidung, pipi dan bagian muka lainnya.
j. Bayi mencret atau muntah-muntah.
l. Bayi mulai merintih, tidak menangis seperti biasanya.

Bagaimana mencegah BBLR pada masa hamil ?
a. Ibu hamil makan lebih banyak atau 1 kali lebih sering daripada sebelum hamil.
b. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur minimal 4 kali. Bila kenaikan berat badannya kurang dari 1 kg per bulan, ia perlu segera meminta pertolongan ke Puskesmas.
c. Ibu hamil minum tablet besi secara teratur setiap hari 1 tablet, minimal 90 tablet. Tablet besi dapat diperoleh di Posyandu, Pondok bersalin di desa dan Puskesmas.
d. Ibu hamil mengurangi kerja yang melelahkan, mendapat istirahat yang cukup dan tidur lebih awal.
e. Menjaga jarak antar kehamilan paling sedikit 2 tahun.

Apa yang perlu diberitahukan kepada ibu BBLR ?
a. Cara merawat BBLR.
b. Cara menyusui.
c. Tanda-tanda BBLR perlu mendapat perhatian khusus.
d. Kapan perlu segera memeriksakan BBLR.
e. Cara mencegah terjadinya BBLR pada masa kehamilan.
 
(idionline/NeT)



Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah
PDF
Print
E-mail








Sunday, 18 February 2007
ImagePenulis: M. Sholeh Kosim
Halal Guide -- Setiap pasangan suami-istri tentu mendambakan bayi mereka lahir normal, yaitu berat lahir antara 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.

Namun, ada kalanya keinginan tersebut tidak terwujud, misalnya bayi lahir kurang bulan atau bayi berat lahir rendah (BBLR). Kenyataan ini sebetulnya jangan menjadikan orang tua patah semangat, karena kemajuan teknologi kedokteran dan didukung kemauan keras orang tua yang memiliki BBLR, maka bayi itu dapat bertahan hidup.

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberi informasi, edukasi kepada masyarakat awam dalam rangka. Hari Anak Nasional dan Ulang Tahun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua bagian: pertama, BBL sangat rendah bila kahir berat lahir kurang dari 1.500 gram, dan kedua, BBLR bila berat lahir antara 1.501-2.499 gram

Penyebab BBLR sangatlah multifaktorial, antara lain asupan gizi ibu sangat kurang pada masa kehamilan, gangguan pertumbuhan dalam kandungan (janin tumbuh lambat), faktor plasenta, infeksi, kelainan rahim ibu, trauma, dan lainnya.

Pada saat persalinan, BBLR mempunyai risiko kurang menyenangka, yaitu asfiksia atau gagal untuk bernapas secara spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah lahir. Hal itu diakibatkan faktor paru yang belum matang. Risiko lainnya adalah hiportemia (suhu tubuh 6,5 167 C). Karena itu, perhatian dan pelayanan atau perawatan BBLR dimulai sejak lahir dan sebaiknya persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di puskesmas, rumah sakit, atau rumah sakit bersalin)

Perawatan BBLR

Prinsip penting dalam perawatan BBLR setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan pencegahan infeksi. Bayi dengan BBLR juga sangat rentan terjadinya hiportemia, karena tipisnya cadangan lemak di bawah kulit dan masih belum matangnya pusat pengatur panas di otak. Untuk itu, BBLR harus selalu dijaga kehangatan tubuhnya.

Cara paling efektif mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu atau pengasuhnya dengan cara selalu menggendongnya. Cara lain, bayi jangan segera dimandikan sebelum berusia enam jam sesudah lahir , bayi selalu diselimuti dan ditutup kepalanya, serta menggunakan lampu penghangat atau alat pemancar panas.

Minum sangat diperlukan BBLR, selain untuk pertumbuhan juga harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya. Minuman utama dan pertama adalah air susu ibu (ASI) yang sudah tidak diragukan lagi keuntungan atau kelebihannya. Disarankan bayi menyusu ASI ibunya sendiri, terutama untuk bayi prematur. ASI ibu memang paling cocok untuknya, karena di dalamnya terkandung kalori dan protein tinggi serat elektrolit minimal.

Namun, refleks menghisap dan menelan BBLR biasanya  masih sangat lemah, untuk itu diperlukan  pemberian ASI peras yang disendokkan ke mulutnya atau bila sangat terpaksa dengan pipa lambung. Susu formula khusus BBLR bisa diberikan bila ASI tidak dapat diberikan karena berbagai sebab. Kekurangan minum pada BBLR akan mengakibatkan ikterus (bayi kuning)

BBLR sangat rentan terhadap terjadinya infeksi sesudah lahir. Karena itu, tangan harus dicuci bersih sebelum dan sesudah memegang bayi, segera membersihkan bayi bila kencing atau buang air besar, tidak mengizinkan menjenguk bayi bila sedang menderita sakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal.

Untuk tumbuh, BBLR harus mendapat asupan nutrien berupa minuman mengandung karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin yang lebih dari bayi bukan BBLR. Penting dipertahikan agar zat tersebut betul-betul dapat digunakan hanya untuk tumbuh, tidak dipakai untuk melawan infeksi. Biasanya BBLR dapat mengejar ketinggalannya paling lambat dalam enam bulan pertama.


BBLR : semua bayi dengan BBL < 2500 gr
Resiko kesakitan, resiko kematian cukup tinggi oleh karena :
1.       gangguan pertumbuhan
2.      imaturitas organ
Insiden BBLR : 15,5 – 17 % dari kelahiran hidup 95 % di negara sedang berkembang 30 – 40 % disebabkan KMK
Penyebab utama kematian
1.       afiksia
2.      sindroma gangguan pernapasan
3.      infeksi
4.      komplikasi hipotermia
BBLR terdiri dari 2 kategori
1.       BKB UK < 37 minggu : makin kecil umur kehamilan makin kurang perkembangan organ2
2.      KMK BB lahir < BB lahir umur kehamilan tetentu : < persentil 10 dari berat spesifik berdasarkan umur kehamilan
BBLR dapat di klasifikasikan sbb berdasarkan BB lahir :
1. BBLR : BBL < 2500 gr
2. BBLSR : BB 1000 – 1500 gr
3. BBLASR : BB < 1000 gr
Berdasarkan umur kehamilan :
1.       kurang bulan / pretem / prematur UK < 37 mgg
2.      cukup bulan / full term / Aterm UK 37 – 42 mgg
3.      lebih bulasn atau post term / serotinus UK > 42 mgg.
Penyebab
·         faktor janin
·         gawat janin
·         kehamilan multipel
·         kelainan kromosom
·         infeksi
·         faktor plasenta previa
·         plasenta previa
·         abrupsio plasenta
·         difungsi plasenta
·         faktor lahir
·         inkompetensi serviks
·         faktor ibu
·         polihidramnion
·         Infeksi
·         Hipertensi
·         Penyakit kronis ( jantung, ginjal dsb)
·         Malnutrisi, anemia
·         Perokok, alkohol, norkotika
·         Dan banyak faktor lain
B. KEMUNGKINAN PENYAKIT PADA BBLR
o    bayi prematur
·         gangguan pernapasan idiopatik oleh karena : surfaktan kurang sehingga olveoli colaps, imaturitas organ paru
·         pnemonia aspirasi
·         perdarahan intraventrikuler
·         fibrosi pada retina
·         hiperbilirubin
o    Bayi KMK
·         aspirasi meconeum pneumotorak
·         kadar Hb. Meningkat ol : hipoksi kronis dalam uterus
·         hipoglikemia
·         afiksia, perdarahan baru masif
·         hipotermia
·         infeksi sepsis
C. PENATALAKSANAAN PROBLEM PADA BBLR YAITU :
o    bentuk tubuh
1.       permukaan tubuh relatif lebih luas sehingga BBLR banyak kehilangan panas dan cairan melalui kulit]
2.      prinsip pencegahan hipotermia
·         tunda memandikan bayi pakai minyak kelapa
·         tempatkan pada inkubator atau cfies hangat
·         perhatika status cairan bila perlu pasang infus
·         bungkus bayi dengan slimut metode kanguru
·         bila pwerlu O2
3.      Nutrisi
1.       minum pada bayi prematur
·         pada 2 jam I. beri asi (coba Dex . 5 %) untuk cegah turunnya BB > 10 %
·         asi diberiakn dengan pipet / sendok sedikit2
·         susu yang mengandung lemak (mudah cernak)
·         frekuensi pemberian 3 jam sekali
2.      pada bayi KMK
·         refleks hisap sdh. Membaik
·         enzim pencernaan > aktif
·         cadangan glikogen sedikit mudah hipoglikemia
·         pemberian cairan parenteral terus s/d enteral tercukupi
D. TEKNI PEMBERIAN MINUM PADA BBLR
·         miring kekanan ½ duduk, kepela dan bahu 30 derajat
·         Kehangatan bayi cukup
·         Perhatikan K/U bayi : biru, perut kembung, gangguan nafas
·         Pengamatan setelah minum
·         Minum sedikit2 penambahan susu tidak > 5 cc
·         Setelah minum letakan bayi posisi ½ duduk
E. PEMANTAUAN
1.       Muntah : penyebabnya regurgitasi (belum menerima formula. Tindakan kurangi pemberian formula
2.      Distensi : tertelan udara yang berlebihan. Tindakan puasakan K/P pasang NGT, observasi
F. MASALAH – MASALAH YANG TERJADI PADA PREMATUR
§  mudah kehilangan panas, mudah dehidrasi (betuk tubuh)
§  mudah kedinginan lemak subcutan masih tipis
§  perdarahan otak : sestim syaraf otak belum matang (pmb. Darah rapuh)
§  hiperbilirubinnemia : sestimenzim hati belum sempurna sering terjadi serangan apneu : karena adanya sumbatan secret pada jalan nafas (reflek sehingga mudah terjadi aspirasi pneumonia)
§  RDS (Respratory Distress Syndroma) yang ditandai dengan sianosi, tangisan, merintih, sesak nafas
§  Adanya rektrasi dada saat bernafas, RDS timbul beberapa jam setelah lahir/timbul segera setelah lahir dan keadaan semakin buruk. Penyakit ini diderita terutamu pada bayi U.K < 34 mgg. Hal ini karena surfaktan belum cukup terbentuk
G. FAKTOR RESIKO YANG BERKAITAN DENGA PERSALINAN PREMATUR
riwayat partus prematur / abortus, factor saosial seperti social ekonomi, usia ibu (< 20 atau > 40 tahun), ibu pencandu rokok, narkotik, alcohol, penyakit infeksi pada ibu, kehamilan ganda
H. DYSMATUR/SMAL FOR DATE/SMAL FOR GESTASIONAL/KMK
Adalah bayi lahir dengan BBL < BB seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan KM K
·         Karatekristik :
o    Bentuk tubuh sama dengan premature, untuk itu memiliki persoalan pada keseimbangan tubuh dan cadangan makanan kurang
o    Fungsi organ tubuh : bayi inim emiliki sifat/fungsi organ sesuaia dengan umur kehamilannya jadi miskipun BB rendah tetapi fungsi organ tubuhny sudah matang
·         Etiologi
Penyebab bayi dismatur sering tidak diketahui pasti, tetapi kemungkinan :
·         Kelainan kromosom
·         Infeksi intra uterin seperti toxoplasma, rubella
·         Penyakit ibu yang mengganggunutrisi janin?mengganggu sirkulasi uteroplasenta al : preeklamsi, hipertensi, DM, gangguan ginjal
       I.            ASUHAN KEPERAWATAN ATAU KEBIDINAN
·         Pengkajian
Pada anamnesa :
·         Masa gestasi < sembilan bulan
·         BBL < 2500 gr
Pemeriksaan fisik :
·         keadaan umum : baik, lemah, tangisan kuat/lemah, merintih
·         TTV : suhu normal (36,5 C – 37,5 CC RR (40 – 60 X/menit) N (120 – 160 X/menit)
·         Luas pemukaan tubuh relatif > BB-nya
·         Jaringan lemak subcutan
·         Reflek : hisap / menelan serta reflek lainnya koordinasinya baik / kurang
·         Bati dalam keadaan stabil / keadaan patologisnya teratasi/belum
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.       Gangguan termoregulasi B/D pusat pengaturan tubuh belum sempurna
2.      gangguan pernapasan B/D imaturasi organ paru
3.      resiko hipotermi/hipoglikemia B/D cadangan lemak bawah kulit kurang
4.      cemas keluarga B/D kurang pengetahuan perawatan BBLR
K. PREMATUR MURNI
Adalah neonatus dengan usia kehamilan < 37 mmg BB sesuai usia kehamilan, desebut juga neonatus preterm/BBLR
L. KARAKTERISTIK : TANDA – TANDA
1.       BB < 2500 gr, PB < 45 cm, lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada < 30 cm
2.      masa gestasi < 37 mmg. Gerakan kurang aktif, otot masih hipotinus
3.      kepala > besar dari badan, rambut tipis, halus, UUB satural lebar
4.      telingan elastis, dqaun telinga menetes pada kepala
5.      pernapasan belum teratur dan sering mengalami apneu
6.      putting susu belum terbentuk dengan sempurna
7.      kulit tipis transpara, lanugo banyak terutama si dahi, pelipis dan lengan
8.     lemak subcutan kurang
9.      genetalia belu sempurna : pada laki2 testis belum turun, pada wanita labia mayora belum terbentuk
10.  reflek hisap dan menelan serta reflek batuk masih lemaH
Disusun Oleh :
Jovanrius Dac'hi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar