Rabu, 24 Agustus 2011

Makalah Konsep Dasar Kebidanan Komunitas

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan kami berbagai nikmat dalam menjalankan hidup ini, sehingga kami merasa dimudahkan untuk menyelesaikan makalah kami ini. Memang pada awalnya kami menemukan kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan makalah ini, namun seiring berjalannya waktu, kami pun semakin merasa bertanggung jawab untuk segera menyelesaikan makalah ini dengan cepat dan baik, mengingat waktu yang dijadwalkan untuk segera menyelesaikan makalah ini
Dalam makalah kami yang membahas tentang Pelayanan KB dalam Ruang Lingkup Bidan Komunitas. Kami mengharapkaan hasilnya dapat dijadikan proses pembelajaran di kelas, untuk menambah pengetahuan kita semua, khususnya untuk kelompok kami dan umumnya untuk semua yang mempelajari tentang pembahasan ini, supaya dapat kita terapkan di kehidupan kita, untuk hidup yang lebih baik lagi.
Kemudian, mengingat proses pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mohon dimaklumi atas kesalahan yang terdapat dalam makalah kami ini. Dan juga kami sangat bersyukur, karena pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.



Tangerang, 21 April 2011
Penulis







DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : Pendahuluan 3
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Tujuan 3
1.2.1. Tujuan Umum 3
1.2.2. Tujuan Khusus 4
BAB II : Konsep Dasar Kebidanan Komunitas 5
2.1. Kebidanan Komunitas 5
2.2. Peran Bidan di Komunitas 7
BAB III : Pelayanan KB dalam Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas 9
3.1. Penyuluhan KB 9
3.2. Macam-macam Alat Kontrasepsi 10
3.2.1. Kondom 10
3.2.2. Pil KB 11
3.2.3. Suntik 12
3.2.4. Susuk KB/Implan 12
3.2.5. IUD/AKDR 13
3.2.6. Tubektomi 13
3.2.7. Vasektomi 14
BAB IV : Contoh Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana 15
BAB V : Penutup 20
4.1. Kesimpulan 20
DAFTAR PUSTAKA 21






BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat di wilayah tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada di dalam keluarga dan masyarakat .Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi ,politik,sosial,budaya,dan lingkungan sekitarnya. Setiap petugas kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu memahami masyarakat yang di layaninya ,baik keadaan budaya maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang di tempuh .Pendekata yang akan digunakan oleh bidan harus memperhatikan strategi pelayanan kebidanan ,tugas dan tanggung jawab bidan serta aspek perlindungan hukum bagi bidan di komunitas.
Dilihat dari segi pengertian dari kebidanan komunitas, begitu banyak pelayanan yang diberikan dalam kebidanan komunitas, untuk itu kami mengambil salah satu dari pelayanan yang ada, yaitu pelayanan KB dalam Ruang Lingkup Bidan Komunitas.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui lebih spesifik tentang salah satu dari pelayanan yang diberikan oleh bidan di komunitas yaitu pelayanan KB dalam Ruang Lingkup Bidan Komunitas.



1.2.2. Tujuan Khusus
Mengetahui pelayanan KB yang diberikan oleh bidan di Komunita :
a. Kondom
b. Pil
c. Suntik
d. Implan
e. IUD
f. Tubektomi
g. Vasektomi




















BAB II
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS

2.1. Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki.
Kebidanan Komunitas didasarkan pada asumsi berikut :
a. Sistem pelayanan kesehatan yang bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier merupakan komponen system pelayanan kesehatan.
c. Kebidanan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, hasil pendidikan dan penelitian yang melandasi praktis.
d. Focus utama adalah pelayanan kesehatan primer sehingga kebidanan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan utama.

Kebidanan komunitas perlu dikembangankan di tatanan pelayana kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif dan sesuai keyakinan komunitas. Beberapa keyakinan yang mendasari praktik kebidanan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia,dapat dijangkau,dan dapt diterima semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas.
3. Bidan sebagi pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu menjalin kerja sama yang baik.


4. Lingkungan sapat mempengaruhi kesehatan komunitas,baik yang sehingga ini perlu diantisipasi.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Dari asumsi dan keyakinan yang mendasar tersebut, dikembangkan falsafah kebidanan komunitas yang akan menjadi landasn praktik kebidanan komunitas.
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Kebidanan komunitas merupakan pelayanan yang memberi perhatian dan pengaruh lingkungan (bio,psiko,sosio,cultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan mamberi prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.palsafah yang melandasi kebidanan komunitas adalah palsafah atau paradigm kebidanan secara umum yaitu manusia merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan . bertolak dari pandangan ini disusun palsafah atau paradigma kebidanan komunitas yang terdiri dari empat komponen dasar,yaitu kebidanan,manusia,lingkungan dan kesehatan.
Tujuan umum kebidanan komunitas adalah meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat menjalankan fungsinga secara optimal.tujuan khusus kebidanan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemempuan individu,keluarga,kelompok dan masyarakat dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit
2. Meningkatkan kemempuan individu,keluarga,kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
3. Menciptakan dukungan bagi individu yang terkait
4. Mengendalikan lingkunan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat yang optimal
5. Mengembangkan ilmu dan melaksanakan kebidanan kesehatan masyarakat.

Untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat dilakukan melalui pelayanan asuhan langsung (direct care) terhadap individu,keluarga,dan kelompok dalam kontek komunitas,setra perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi keluarga,individu,dan kelompok.
Sasaran kebidanan kesehatan masyarakat adalah individu keluarga,kalompok, dan masyarakat.
1. Individu,diutamakan individu yang di temukan di klinik,rumah,dan tempat lain dengan masalah kesehatan.
2. Keluarga,diutamakan keluarga dengan resiko tinggi masalah kesehatan tertentu.
3. Kelompok penduduk,diutamakan kelompok penduduk daerah kumuh,daerah terisolasi,dan daerah yang tidak terjangkau termaksut kelompok bayi,balita dan ibu hamil,panti dan sebagainya.
4. Masyarakat,yaitu dari satuan masyarakat yang terkecil sampai dengan masyarakat secara keseluruhan.

2.2. Peran Bidan di Komunitas
Berikut ini adalah peran bidan di komunitas :
a. Pemberian pelayanan kesehatan (provider). Memberikan pelayanan kebidanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Pendidik. Memberi pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kader kesehatan, dll.
c. Pengelola. Mengelola (merencankan, mengorganisasi, meggerakan, dan mengevaluasi) pelayanan kebidanan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan menggunakan peran aktif masyarakat dalamkegiatan.
d. Konselor. Member konseling/bimbingan kepada kader, keluarga dan masyarakat tentang maslah kesehatan komunitas sesuai prioritas.
e. Pembela klien (advokat). Peran bidan sebagai penasehat telah didefinisikan oleh kohnke (1980) adalah kegiatan member informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya. Sokongan dapat berupa dorongan secara verbal atau keterlibatan berdiskusi dengan petugas kesehatan lain, instasi atau anggota keluarga dalam melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan kebidanan komunitas.
f. Kolaborator/koordinator. Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, baik lintas-program maupun sektoral.
g. Perencana. Peranan bidan di komunitas senabagi perencana, yaitu dlam bentuk perencanan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi dalam perencanan program dimasyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan.
h. Peneliti. Melakukan penelitian untuk menembangkan kebidanan komunitas.


















BAB III
PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

3.1. Penyuluhan KB
Sebelum pemberian metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau AKDR terlebih dahulu menentukan apakah ada keadaan yang membutuhkan perhatian khusus atau maslah (diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut sehingga masalah utama dapat diketahui melalui anamnesis dan setiap klien dapat memilih kontrasepsi yang diinginkan.
Salah satu usaha untuk menciptakan kesejahteraan adalah member nasihat perkawinan, pengobatan, kemandulan,dan memperkecil angka kelahiran (Depkes RI 1999). Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turutserta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial penduduk Indonesia. Tujuan peogram KB adlah memperkecil angka kelahiran, menjaga kesehatan ibu dan anak, serta membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi. Peserta KB akan mendapat pelayanan dengan cara senagai berikut:
a. Pasangan usia subur yang istrinya mmpunyai keadaan “4 terlalu”, yaitu terlalu muda,terlalu banyak anak, terlalu sering hamil, dan terlalu tua akan mendapat priooritas pelayanan KB.
b. Peserta KB diberikan pengertian mengenai metode kontrasepsi dengan keuntungan dan kelemahan masing-masing sehingga ia dapat menetukan pilihannya.
c. Harus mendapat informasi mengenai metode kontrasepsi dengan keuntungan dan kelemahannya sehingga ia dapat menetukan pilihannya.
d. Harus dilakukan pemeriksaan fisik sebelum pelayann KB diberikan kepada klien agar dapat ditentukan metode yang paling cocok dengan hasil pemeriksaannya.
e. Harus mendapatkan informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode kontrasepasi.
Kegiatan KB merupakan salah satu komponen dari pelayanan kesehatan reproduksi esensial (PKRE) yang dpaat dilaksankan ditiap tingkat pelayanan sesuia dengan kewenangannya, yaitu:
a. Pelayanan di tingkat desa
 Konseling KB.
 Pelayanan KB, kecuali implant dan metode operatif.
 Pertolongan pertama efek samping KB.
 Rujukan pelayanan KB.
b. Pelayanan ditingkat puskesmas
 Konseling KB
 Pelayanan KB, sesuai dengan kemampuan
 Pertolongan pertama komplikasi dan kegagalan KB serta penanganan efek samping KB
 Rujukan pelayanan KB
 Pembinanaan pelayanan di tingkat desa
c. Pelayanan di tingkat rujukan KB
 Konseling KB
 Pelayanan semua jenis metode KB
 Penanganan komplikasi dan kegagalan KB serta penanganan efek samping KB
 Penanganan kasus rujukan pelayanan KB
 Pembinaan pelayanan di tingkat puskesmas.

3.2. Macam-macam Alat Kontrasepsi
3.2.1. Kondom
Kodom adalah sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan sperma pada saat pria ejakulasi. Tingkat keberhasilannya 80-95%.
a. Keuntungan kondom sebagai berikut:
 Murah, mudah dilipat, tidak perlu resep dokter.
 Mudah dipakai sendiri.
 Dapat mencegah penularan penyakit kelamin.
b. Kerugiannya sebagai berikut:
 Selalu harus memakai kondom yang baru.
 Selalu harus ada persediaan.
 Kadang-kadang, ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya.
 Sobek jika memasukannya tergesa-gesa.
 Mengganggu kenyamanan bersenggama.
Cara penggunaan adalah menyarungkannya pada alat kelamin laki-laki yang sudah tegang (ereksi), dari ujung zakar (penis) sampai kepangkalnya pada saat akan bersenggama. Sesudah selesai senggama, dikeluarkan dari liang senggama, sebelum penis menjadi lemas.
3.2.2 Pil KB
Pil ini adalah hormon yang mengandung estrogen dan progesteron atau progesteron saja yang diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari. Tingkat keberhasilannya 92-99%.
a. Keuntungannya :
 Kesuburan segera kembali.
 Mengurangi rasa kejang/nyeri perut waktu haid.
 Terlindung dari penyakit radang panggul (PPP) dan kehamilan diluar rahim.
 Mudah menggunakannya.
 Mencegah anemia karena kekurangan gizi.
 Mengurangi resiko kanker ovarium (kandung telur).
 Produksi ASI tidak dipengaruhi oleh pil yang hanya mengandung progesterone (pi mini, yaitu exclution)
b. Kerugiannya:
 Pemakai harus disiplin meminum pil setiap hari. Jika tidak, kemungkinan hamil tinggi.
 Dapat mempengaruhi produksi ASI untuk pil yang mengandung estrogen.
 Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia/jamur di sekitar kemaluan wanita.
 Tidak dianjurkan pada wanita yang berusia di atas 35 tahun dan perokok karena akan mempengaruhi keseimbangan metabolism tubuh.
Cara penggunaan pil, pertama diminum pada hari kelima haid, seterusnya berturut-turut setiap hari 1 pil. Jika pemakai lupa meminumnya satu hari maka segera minum 2 tablet keesokan harinya, kecuali pemakai yakin sedang tidak hamil.
3.2.3. Suntik
Metode ini adalah hormon progesterone yang disuntikan ke bokong/ otot panggul atau lengan atas setiap 3 bulan atau hormone estrogen yang disuntikan setiap 1 bulan sekali. Tingkat keberhasilannya lebih dari 99%.
a. Keuntungannya sebagai berikut.
 Praktis,efektif,dan aman
 Tidak mempengaruhi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyesui.
 Tidak terbatas usia.
b. Kerugiannya sebagai berikut.
 Kembalinya kesuburan agak lama.
 Harus kembali ke tempat pelayanan
 Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, tekanan darah tinggi, jantung, dan hati.
c. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut.
 Depo provera disuntikan ke dalam otot (intramuskular) setiap 3 bulan sekali. Dengan kelonggaran batas waktu suntik, dapat diberikan kurang 1 minggu atau lebih dari patokan.
 Cyclofem disuntikan setiap 4 minggu ke dalam otot intramuscular.
3.2.4. Susuk KB/Implan
Susuk ini terdiri dari 1 atau 6 kapsul (sebesar korek api) yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas secara perlahan melepaskan hormone progesterone selama 3 atau 5 tahun. Tingkat keberhasilannya/efektivitasnya 97-99%.
a. Keuntungannya sebagai berikut:
 Tidak menekan produksi ASI.
 Praktis, efektif.
 Tidak harus mengingat-ingat.
 Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun).
 Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan.
 Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone estrogen.
b. Kerugiannya sebagai berikut:
 Susuk KB/implan harus dipasang dan dinagkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
 Dapat menyebabkan pola haid berubah.
 Pemakai tidak dapat memasang sendiri.
Saat pemasangan yang tepat adalah 1-2 hari setelah menstruasi.
3.2.5. IUD/AKDR
Alat kontrasepsi ini adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim. Bentuknya bermacam-macam dan terbuat dari plastic yang dililit tembaga. Waktu penggunaannya 10 tahun. Tingkat keberhasilannya 99 %.
a. Keuntungannya sebagai berikut:
 Praktis dan ekonomis
 Efektivitasnya tinggi (angka kegagalan kecil)
 Kesuburan segera kembali jika alat dikeluarkan.
 Tidak menggangu pemberian ASI.
b. Kerugiannya, yaitu dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok denag ukuran rahim pemakai. IUD dipasang pada saat haid.
3.2.6. Tubektomi/MOW
Metode ini salah satu cara kontrasepsi dengan metode operatif bagi wanita yang tidak menginginkan anak lagi. Tingkat keberhasilannya lebih dari 99%.
a. Keuntungan
 Efektifitas langsung setelah sterilisasi.
 Permanent
 Tidak ada efek samping jangka panjang.
 Tidak mengganggu hubungan sexsual.
b. Kerugian.
 Resiko dan efek samping bedah tetap ada.
3.2.7. Vasektomi/MOP
Ini adalah kontrasepsi bagi laki-laki yang tidak menginginkan anak lagi. Tingkat keberhasilannya lebih dari 99 %.
a. Keuntungan
 Tidak ada mortalitas atau kematian
 Mordibitas atau komplikasi penyakit lain kecil sekali
 Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
 Tidak mengganggu hubungan sexsual.
 Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan.
 Sifatnya permanen.
b. Kerugiannya sebagai berikut :
 Harus dengan tindakan pembedahan.
 Harus memamkai kontrasepsi lain, misalnya kondom selama 12 kali ejakulasi sampai sel mani menjadi negative.
 Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi
















BAB IV
CONTOH ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA

A. IDENTITAS
Nama klien : Ny. A Nama suami klien : Tn. T
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Buruh pabrik Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat kantor : Ps Baru, Tangerang Alamat kantor : Jakarta Barat
Alamat rumah : Jln. Pabuaran no.1, Ps. Baru-Tangerang

B. ANAMNESA PADA TANGGAL : 04-05-2011, Pukul : 09.00 WIB
1. Riwayat perkawinan:
• Kawin : 1 kali; kawin pertama kali umur : 23 Tahun
• Dengan suami sekarang sudah : 2 tahun

2. Riwayat haid :
• Menarce umur : 12 tahun ; siklus : 28 hari
• HPHT : 28 Januari 2010 ; Teratur/tidak ; sakit/tidak
• Lama haid : 7 hari ; Sifat darah : encer/gumpalan
• Bau : amis khas darah. ; Flour Albus : normal

3. Riwayat Obstetricus :
• Jumlah anak lahir hidup : 1
• Jumlah anak meninggal : tidak ada
• Jenis kelamin anak yang dilahirkan : laki-laki
• Persalinan terakhir : 04 November 2010
• Komplikasi : tidak ada
4. Riwayat Keluarga Berencana :
Macam peserta Keluarga Berencana :
a. Baru
b. Sesudah bersalin/keguguran
c. Pernah pakai alat KB
d. Cara KB terakhir (bagi peserta KB)
e. Keluhan : selama pemakaian alat kontrasepsi

5. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang :
a. Hepatitis : tidak ada
b. Diabetes Melitus : tidak ada
c. Penyakit Jantung : tidak ada
d. Kelainan pembekuan darah : tidak ada
e. Radang orchitis : tidak ada
f. Hipertensi : tidak ada
g. Adnexitis : tidak ada
h. Endometriosis : tidak ada
i. Ekstrimitis
• Oedema : tidak ada
• Varises : tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : compos mentis
b. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
c. Suhu : 36oC
d. Respiratori : 18x/menit
e. Tinggi Badan : 160 cm
f. Berat Badan : 60 kg




2. Pemeriksaan Sistematis :
a. Kepala
• Muka : tidak oedema, tidak ada kloasma, tidak ada kelainan
• Mata : pergerakan aktif, sclera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat
b. Leher :
• Kelenjar gondok/Thyroid : tidak ada pembengkakan
• Tumor : tidak ada
c. Dada dan Axilla :
• Mammae : membesar : ya ; Tumor : tidak ada ; Simetris : ya
• Axilla : tumor tidak ada ; Nyeri : tidak ada
d. Abdomen :
• Jaringan parut/post operasi : tidak ada
• Palpasi : TFU sudah tidak teraba
e. Anogenital : Tidak dilakukan
 Keadaan Vulva/vagina :
 Perdarahan :
 Flor albus :
 Inspiculo Portio : Tidak dilakukan
 Luka/tidak :
 Erosi :
 Tanda-tanda radang :
 Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
 Keadaan vagina :
 Portio :
 Pembesaran :
 Posisi :
 Nyeri tekan/goyang :
 Vulva : varises/tidak :
f. Tungkai : Varises/tidak : tidak ada



3. Pemeriksaan penunjang :
a. HB : 12 gr%
b. PPT : tidak dilakukan
c. Pap Smear : tidak dilakukan

LANGKAH II : DIAGNOSA
Ny A P1 A0 akseptor baru KB suntik 3 bulan.

LANGKAH III : MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH
Tidak ada

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

LANGKAH V : RENCANA ASUHAN KEBIDANAN
1. Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Ajukan informed consent
3. Gali pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang ibu pilih
4. Jelaskan kepada pasangan mengenai keuntungan dan Kerugian dari masing-masing alat kontrasepsi
5. Setelah diberi penjelsan, pasangan akan diberikan hak untuk bebas memilih menggunakan alat kontrasepsi manapun yang sesuai dengan kondisi pasangan
6. Jelaskan pada pasangan kapan waktu untuk kembali ke klinik

LANGKAH VI : PENATALAKSANAAN ASUHAN
1. Memberitahu kepada pasangan KB tentang hasil pemeriksaan
2. Mengajukan informed consent
3. Menggali pengetahuan pasangan KB tentang alat kontrasepsi
4. Menjelaskan kepada pasangan KB mengenai keuntungan dan Kerugian dari masing-masing alat kontrasepsi

5. Memberikan hak kepada pasangan KB untuk bebas memilih alat kontrasepsi manapun sesuai dengan kondisi pasangan
6. Menjelaskan pada pasangan KB kapan waktu untuk kembali ke klinik, yaitu tanggal 01-juni-2011

LANGKAH VII : EVALUASI
1. Pasangan KB mengerti atas pemberitahuan yang diberikan
2. Informed consent telah disetujui dan ditanda tangani oleh pasangan KB
3. Pengetahuan pasangan KB tentang alat kontrasepsi cukup baik
4. Pasangan KB mengerti tentang keuntungan dan Kerugian dari masing-masing alat kontrasepsi yang telah dijelaskan.
5. Pasangan KB memilih untuk menggunakan KB suntik 1 bulan
6. Pasangan KB mengatakan akan kembali ke klinik 1 bulan kemudian (28 hari) pada tanggal 01-juni 2011


















BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari data yang telah kami kumpulkan, kami menyimpulkan bahwa pelayanan KB dalam ruang lingkup bidan komunitas sangat diperlukan oleh masyarakat untuk menekan angka kelahiran. Dari berbagai alat kontrasepsi yang ada masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
a. Kondom
b. Pil
c. Suntik, terdiri dari suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan
d. Susuk KB/Implan
e. IUD/AKDR
f. Tubektomi
g. Vasektomi
Bidan diharapkan mampu untuk untuk mengajak masyarakat sekitarnya untuk melakukan keluarga berencana, dan bidan diharapkan mampu menjelaskan secara spesifik keuntungan dan kerugian dari masing-masing alat kontrasepsi yang ada, tetapi tetap keputusan ada ditangan klien.











DAFTAR PUSTAKA

 Syafrudin, dan Hamidah. 2009. Kebidan Komunitas. Jakarta: EGC
 http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/02/strategi-pelayanan-kebidanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar